Sholawat Jawi Emprak Warisan Budaya yang Berharga

Sholawat Jawi Emprak Warisan Budaya yang Berharga

Sholawat Jawi Emprak – Di malam ke-21 Ramadan, Pondok Pesantren Budaya Kaliopak, Menguten, Srimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, menggelar perayaan yang istimewa. Peristiwa ini bukan hanya merayakan akhir bulan Ramadan, tetapi juga menghidupkan kembali kebudayaan Sholawat Jawi yang sempat meredup akibat peristiwa Gerakan 30 September (Gestapu) pada tahun 1965. Dalam perayaan ini, dua ekor ayam ingkung, tumpengan dari nasi uduk, dan buah pisang raja menjadi bagian tak terpisahkan dari Sholawat Emprak, makanan-makanan ini memiliki makna mendalam dalam budaya Jawa yang kaya.

Apa itu Sholawat Jawi Emprak

Sholawat Jawi Emprak adalah warisan budaya berharga yang berasal dari budaya Jawa. Namun, sejarahnya hampir terhapus saat peristiwa Gestapu. Ketika itu, banyak elemen budaya Jawa menjadi korban perubahan sosial yang dramatis. Untungnya, berkat usaha para pelestari budaya dan tokoh masyarakat setempat, Sholawat Jawi Emprak berhasil dihidupkan kembali.

Malam ke-21 Ramadan di Pondok Pesantren Budaya Kaliopak menjadi momen yang sangat penting dalam usaha pelestarian budaya ini. Ratusan penari dari berbagai usia berkumpul untuk menyajikan Sholawat Jawi Emprak dengan penuh semangat. Mereka mengenakan kostum tradisional Jawa yang indah, lengkap dengan hiasan yang kaya makna.

Perayaan Sholawat Jawi Emprak

Dalam perayaan Sholawat Jawi Emprak, dua ekor ayam ingkung, tumpengan dari nasi uduk, dan buah pisang raja memiliki peran yang istimewa. Ini bukan semata-mata makanan biasa, melainkan simbol-simbol budaya yang mengandung makna mendalam.

  1. Ayam Ingkung: Ayam ingkung adalah ayam yang dimasak dengan bumbu khas Jawa. Ayam ini melambangkan kesucian dan kebersamaan. Dalam konteks Sholawat Jawi Emprak, ayam ingkung mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesucian hati dan menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama umat.
  2. Tumpengan: Tumpengan adalah sajian nasi yang dihias dengan berbagai lauk dan disajikan dalam bentuk gunungan. Ini adalah simbol keberagaman dan keragaman dalam budaya Jawa. Dalam Sholawat Emprak, tumpengan mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan dan merayakan kekayaan budaya yang beragam.
  3. Buah Pisang Raja: Buah pisang raja adalah buah yang melambangkan keberuntungan, kekayaan, dan kemakmuran. Kehadiran buah ini dalam perayaan Sholawat Jawi mengajarkan kita untuk selalu berusaha mencapai kemakmuran dalam hidup, baik materi maupun spiritual.

Awal dari Kesenian Emprak

Alunan musik yang digunakan dalam perayaan ini berasal dari instrumen tradisional Jawa, termasuk kendang, kempul, gong, dan alat musik tradisional lainnya. Musik ini menciptakan latar belakang yang memikat untuk perayaan yang berikutnya.

Tembang “Yo Sayyid,” yang merupakan inti dari Sholawat Jawi Emprak, mulai dilantunkan. Sepenggal liriknya, “Yo sayyid, utusan ingsun. Acekelen dhawuh mami. Sun tan utus sopo-sopo. Amungno Siro Pribadi,” meresapi suasana dan menyatukan semua yang hadir dalam pengalaman spiritual yang mendalam.

Gerakan Elegan dalam Duduk Emprak

Setelah tembang dimulai, para penari yang telah berkostum Jawa dengan blangkon dan jarik memulai gerakan mereka. Emprak, yang berasal dari kata “nglemprak” dalam bahasa Jawa, memiliki arti dasar “duduk.” Oleh karena itu, semua gerakan tari Sholawat Emprak dilakukan dalam posisi duduk.

Semua gerakan ini memiliki tempo yang pelan dan lembut. Para penari, yang terdiri dari empat orang laki-laki, menggabungkan keanggunan dan kerendahan hati dalam setiap gerakan mereka. Gerakan tangan mereka yang terkatup dan tubuh yang gemulai menciptakan harmoni yang memukau, mencerminkan keindahan tradisi ini yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Pada usia 73, Kadi, pendiri Solawatan Emprak di Pondok Pesantren Budaya Kaliopak, adalah salah satu tokoh yang sangat dihormati dalam masyarakat. Beliau adalah pribadi yang telah mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk melestarikan budaya dan tradisi Jawa, khususnya dalam bentuk Sholawat Jawi Emprak. Dalam pembicaraannya, beliau dengan penuh semangat menceritakan tentang pesan spiritual yang terkandung dalam setiap tembang Sholawat Jawi Emprak.

Yo Sayyid: Pertemuan dengan Malaikat

Mbah Kadi membuka pembicaraan dengan menguraikan makna dalam tembang pertama, “Yo Sayyid.” Ia menjelaskan bahwa tembang ini menceritakan tentang malaikat yang datang kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah. Tembang ini menjadi awal dari Sholawat Jawi Emprak, mengingatkan kita akan pentingnya menyampaikan pesan-pesan ilahi dan cinta kasih kepada manusia.

Asung Salam: Memberi dan Meminta

Tembang kedua, “Asung Salam,” menurut Mbah Kadi, memiliki makna yang dalam. Ia menjelaskan bahwa kata “asung” dalam bahasa Jawa bisa diartikan sebagai memberi dan meminta. Tembang ini mengajarkan kita untuk saling memberi dan meminta dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan cerminan dari sikap kerendahan hati dan kepedulian terhadap sesama.

Montro-Montro: Meminta Kekuatan dari Gusti Allah

Mbah Kadi melanjutkan dengan menjelaskan bahwa tembang “Montro-Montro” adalah saat para penari Sholawat Jawi meminta kekuatan kepada Gusti Allah. Mereka merenungkan sifat rahman Allah dan berharap agar diberi kekuatan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ini adalah ungkapan rasa ketergantungan dan kerendahan hati terhadap Tuhan.

Alon-Alon: Berjalan dengan Kehati-Hatian

Tembang penutup, “Alon-Alon,” memberikan pesan yang mendalam. Liriknya mengajak kita untuk menjalani hidup dengan hati-hati, agar tidak tersandung dalam perjalanan. Mbah Kadi menjelaskan bahwa pesan ini mengajarkan kita untuk menjalani pekerjaan dan kewajiban kita dengan penuh kesabaran dan perhitungan.

Kesimpulan

Mbah Kadi, sebagai pendiri Solawatan Emprak, telah mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan budaya dan tradisi Jawa melalui Sholawat Jawi. Melalui cerita-cerita dan makna yang ia bagikan, kita dapat memahami bahwa setiap tembang dalam Sholawat Jawi mengandung pesan spiritual yang mendalam. Pesan-pesan ini mengajarkan kita tentang kasih sayang, kerendahan hati, ketergantungan kepada Tuhan, dan kebijaksanaan dalam menjalani hidup sehari-hari. Dalam era yang terus berubah, tradisi seperti Sholawat Jawi Emprak tetap memberikan arah dan makna dalam kehidupan kita.

 

Jika Anda sedang mencari rumah impian di Jogja, jangan ragu lagi! Hubungi Solusindo Jitu hari ini untuk mendapatkan bantuan ahli dalam menemukan properti yang sesuai dengan keinginan dan anggaran Anda. Jangan lewatkan kesempatan untuk memiliki rumah idaman Anda di kota yang penuh pesona, dan percayakan pencarian Anda kepada Solusindo Jitu, mitra andal dalam dunia properti di Jogja. Hubungi kami sekarang dan mulailah perjalanan menuju rumah impian Anda!

Simulasi KPR